Jumat, 01 Juni 2012

OBYEK WISATA SUMATERA SELATAN


1.  SITUS SRIWIJAYA
lokasi di kelurahan Karang Anyar Kec. Ilir Barat Kodya Palembang. 
Diresmikan Presiden Soeharto pada 22 Desember 1994 dengan peletakan kembali replika Prasasti Kedukan Bukit.  Prasasti tersebut menceritakan dua laksa balatentara Srijayanasa membangun Wanua Sriwijaya pada Tahun 606 Saka (684 Masehi) di kaki Bukit Siguntang.
2. TAMAN BUKIT SIGUNTANG
Terletak di sebelah Barat Palembang.  Tempat ini merupakan kawasan perbukitan, di tempat ini terdapat beberapa makam antara lain : Raja Si Gentar Alam, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Bagus Kuning, Panglima Bagus Karang, Panglima Tuan Junjungan, Pangeran Raja Batu Api dan Panglima Jago Lawang
3. TAMAN KI GEDE ING SURO
Merupakan kompleks pekuburan Islam yang dibangun pertengahan abad XVI, taman ini terletak di Kelurahan I Ilir.  Terdapat 38 makam, diantaranya makam Ki Gede Ing Suro yang merupakan cikal bakal Sultan Palembang.  Menurut sejarah, pada tahun 1552 Ki Gede Ing Suro mendirikan Kerajaan Palembang.
4. HUTAN WISATA PUNTI KAYU
Hutan  seluas 50 Ha ini, terletak di Jl. H. Burlian (KM 7) yang merupakan jalan utama antara Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Kota Palembang.
5. PULAU KEMARO
Merupakan sebuah delta di sungai musi, sekitar 5 km sebelah hilir Jembatan Ampera. Di pulau ini terdapat sebuah vihara. Dalam perayaan Cap Go Me ribuan masyarakat Cina termasuk yang datang dari berbagai kota bahkan dari luar negeri berkunjung ke pulau Kemaro untuk melakukan sembahyang atau berziarah. Perayaan ini berlangsung  2 – 3 hari. Dari pulau Kemaro dapat juga disaksikan kilang minyak PERTAMINA di Plaju dan Sungai Gerong serta pabrik pupuk PT Pusri di samping berbagai kegiatan di sungai Musi.
6. JEMBATAN AMPERA DAN SUNGAI MUSI
Merupakan landmark bagi kota Palembang. Jembatan Ampera dibangun pada tahun 1962-1965, melintasi Sungai Musi dan menghubungkan Palembang bagian Ilir dan Ulu. Sejak tahun 1970-an bagian tengah jembatan ini sudah tidak bisa diangkat lagi dengan pertimbangan akan menyebabkan kemacetan yang panjang. Sungai Musi  merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Sumatera Selatan, dengan panjang 406 Km. Jarak Kota Palembang sampai muara sungai di Selat Bangka ± 106 Km.

7. PAGARALAM
Terletak di kakai Gunung dempo, kota ini menyinpan potensi wisata yang sangat menakjubkan. Dengan hamparan perkebunan teh yang menghijau, Pagaralam memiliki iklim yang sangat sejuk sepanjang tahun. Selain itu, terdapat banyak air terjun yang menambah asri pemandangan. Di daerah ini juga ditemukan situs purbakala yang berusia ribuan tahun.
READ MORE - OBYEK WISATA SUMATERA SELATAN

Objek Wisata Jembatan Ampera Palembang Sumatera Selatan

Jembatan Ampera merupakan jembatan kebanggaan masyarakat Palembang, Sumatera Selatan dan menjadi Trade Mark bagi kota Palembang. Keberadaan jembatan tersebut sangat penting untuk menghubungkan daerah ulu dan ilir sehingga transportasi menjadi lancar dan otomatis juga memperlancar kehidupan ekonomi. Jembatan Ampera merupakan hadiah Bung Karno bagi masyarakat Palembang yang dananya diambil dari dana pampasan perang Jepang (juga untuk membangun Monas, Jakarta). Dahulu jembatan ini sempat diberi nama Jembatan Bung Karno, tetapi beliau tidak setuju (supaya tidak ada kultus individu), maka nama Ampera lebih cocok sesuai dengan fungsinya sebagai Amanat Penderitaan Rakyat, yang pernah menjadi slogan bangsa Indonesia pada tahun 1960-an.
Struktur Jembatan Ampera
·         Panjang : 1.117 m (bagian tengah 71,90 m)
·         Lebar : 22 m
·         Tinggi : 11.5 m dari permukaan air
·         Tinggi Menara : 63 m dari permukaan tanah
·         Jarak antara menara : 75 m
·         Berat : 944 ton
Pada awalnya, jembatan sepanjang 1.177 meter dengan lebar 22 meter ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.
Sejarah Jembatan Ampera
Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang. Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965 tepatnya pada tanggal 30 September 1965 Oleh Letjend Ahmad Yani ( sore hari Pak Yani Pulang dan subuh 1 Oktober 65 menjadi Korban G.30 S PKI), sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Akan tetapi, setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera. tetapi masyarakat palembang lebih suka memanggil jembatan ini dengan sebutan “Proyek Musi”
Bagian tengah Jembatan Ampera, ketika baru selesai dibangun, sepanjang 71,90 meter, dengan lebar 22 meter. Bagian jembatan yang berat keseluruhan 944 ton itu dapat diangkat dengan kecepatan sekitar 10 meter per menit. Dua menara pengangkatnya berdiri tegak setinggi 63 meter. Jarak antara dua menara ini 75 meter. Dua menara ini dilengkapi dengan dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton.
Keistimewaan Jembatan Ampera
Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.
Sejak tahun 1970, Jembatan Ampera sudah tidak lagi dinaikturunkan. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini, yaitu sekitar 30 menit, dianggap mengganggu arus lalu lintas antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir, dua daerah Kota Palembang yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Alasan lain karena sudah tidak ada kapal besar yang bisa berlayar di Sungai Musi. Pendangkalan yang semakin parah menjadi penyebab Sungai Musi tidak bisa dilayari kapal berukuran besar. Sampai sekarang, Sungai Musi memang terus mengalami pendangkalan .
Pada tahun 1990, dua bandul pemberat untuk menaikkan dan menurunkan bagian tengah jembatan, yang masing-masing seberat 500 ton, dibongkar dan diturunkan karena khawatir jika sewaktu-waktu benda itu jatuh dan menimpa orang yang lewat di jembatan.
embatan Ampera pernah direnovasi pada tahun 1981, dengan menghabiskan dana sekitar Rp 850 juta. Renovasi dilakukan setelah muncul kekhawatiran akan ancaman kerusakan Jembatan Ampera bisa membuatnya ambruk.
Bersamaan dengan eforia reformasi tahun 1997, beberapa onderdil jembatan ini diketahui dipreteli pencuri. Pencurian dilakukan dengan memanjat menara jembatan, dan memotong beberapa onderdil jembatan yang sudah tidak berfungsi.
Warna jembatan pun sudah mengalami 3 kali perubahan dari awal berdiri berwarna abu-abu terus tahun 1992 di ganti kuning dan terakhir di tahun 2002 menjadi merah sampai sekarang.
Link: http://harmonish.blogspot.com/2012/02/objek-wisata-jembatan-ampera-palembang.html
READ MORE - Objek Wisata Jembatan Ampera Palembang Sumatera Selatan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...